Karya: Khu Lung
Disadur: Gan KH
Dunia Persilatan tiba-tiba digegerkan dengan bunyi lonceng yang berasal dari puncak Kiu-ting-san yang kokoh berdiri di perbatasan Sucwan, yang diiringi dengan munculnya 3 buah lentera yang berwarna putih, merah dan kuning. Yang mengejutkan ialah adanya batok kepala manusia yang terpantek didindin kiu-ting-san yang sangat tinggi. Ternyata setelah diperhatikan adanya nama yang tertulis rapi yang adalah tokoh-tokoh persilatan top masa itu....
Maka nama puncak misterius, lampu iblis dan maklumat kematian menjadi topik pembicaraan kaum persilatan yang tersiar semakin luas ke seluruh pelosok dunia. Ketiga nama itu sendiri sekaligus menjadikan lambang kematian bagi jago-jago kosen persilatan
Jago-jago kosen dari Lima Partai (Pay) Besar, tiga Agama (Kau), dan satu Perkumpulan (Hwee) dikerahkan untuk menyelidiki persoalan tersebut.
Ling Ji Ping yang dikenal dalam dunia persilatan dengan julukam Cui Hun Tiap (undangan pengejar sukma) dalam penyelidikannya terhadap puncak Kiu-ting-san, tanpa sengaja melihat pertikaian antara Lam Jan, Pak Koat dan It Ci Sin Mo, tiga gembong iblis yang sudah menghilang sejak puluhan tahun yang lalu dalam memperebutkan sebuah benda pusaka.
Dikarenakan ia menerima pusaka Giok Liong Soh yang merupakan kunci untuk mendapatkan pusaka Thian-tiok-sam-po, ia harus berurusan dengan tokoh-toko sakti dari 3 Kau, satu Hwee, anak buah Puncak Iblis, bahkan Bu Lim Si Tok (4 datuk racun dunia persilatan), bahkan tokoh-tokoh yang sudah puluhan tahun menghilang pun bermunculan kembali.
Ling Ji Ping yang sangat ditakuti dan sebelumnya tak pernah terkalahkan itu pun harus berkali-kali hampir menemui ajal, yang membuatnya sadar bahwa ilmunya masih ketinggalan jauh.
Hal yang tak terduga muncul diakhir cerita ini, ternyata perbuatan keji yang dilakukan majikan penghuni Puncak Iblis ini untuk menghadapi seorang gembong iblis masa lalu Bu Tek Kui Bo dan antek-anteknya.