Karya: Tonghong Giok
Disadur: Liang YS
Cersil karangan Tonghong Giok yang disadur oleh Liang YS setebal 1688 halaman ini mengambil tema yang jarang kita pikirkan bila membaca cersil, yaitu bagaimana para pendekar jaman dulu mendapat uang untuk hidupnya. Cerita berkisar tentang piauwkiok yang didirikan oleh Kie Thian Lim.
Bagaimana lika liku dunia piauwkiok dan strategi dalam menjalankan piauwkiok, yang akhirnya secara tidak sengaja menyeret mereka ke dalam lingkaran badai persilatan. Su Hay adalah piauwkiok yang didirikan oleh Siau Pek, salah seorang jago pedang terkenal pada masa itu melalui murid ketiganya Kie Thian Lim.
Tujuannya adalah untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Siau Pek sendiri mempunyai 3 orang murid yaitu Ciok Giam Beng, Lok Siau Hun dan Kie Thian Lim. Kemudian dalam salah satu perjalanannya Kie thian lim telah membunuh lotoa dari lan tiang siang sat. Yang kemudian datang untuk membalas dendam.
Cerita mulai seru dengan kemunculan Lim Hud Kiam pemuda misterius yang bersenjata pedang tumpul, anti pembunuhan tetapi sangat cerdik dan mempunyai ilmu yang tinggi. Beberapa kali dia menolong Su Hay tetapi juga mengganggu Su Hay. Hal ini membuat panas anak Kie Than Lim, yaitu Kie Pi Shia, yang kemudian membawa Su Hay meluruk ke Ceng Seng untuk mencari asal usul Lim Hud Kiam. Kemudian Ciok Giam Beng juga mendirikan Kian Kun Kiam Pay an Kie Thian Lim mengundurkan diri dari Su Hay dan menyerahkan ke Kie Pi Shia dan Goan Hiong.
Cerita berlanjut terus dengan terseretnya su hay ke dalam intrik perebutan plakat dunia persilatan yang mengandung pit kip rahasia melalui 3 totiang dari Bu Tong Pay. Cerita mencapai klimaks dengan kemunculan orang orang Ngo Tok Kiam dan penyerbuan Lim Hud Kiam beserta tiga istri (Lie Hui Hui, Yu Leng Nio dan Yu Bwe Nio) beserta rekan rekannya ke lembah Raja Pedang. Dimana disana terjadi hal yang diluar dugaan, yaitu pemberontakan orang orang raja Pedang yang dipimpin Liu Ban Mong terhadap Wong Jong Ceng, yang akan menobatkan dirinya sebagai Raja Pedang. (Sumber: http://hkw-ceritasilat.blogspot.com/)
0 Response to "Si Pedang tumpul"
Posting Komentar