Yuan Yue Wan Dao
Karya: Khu Lung
Penyadur: Tjan ID
Buku ini adalah kelanjutan dari ”Pedang Tuan Muda Ketiga”, tetapi tokoh utamanya bukan lagi Cia Siauhong tetapi Ting Peng. Ting Peng baru muncul di dunia persilatan. Dalam waktu singkat dia telah mengalahkan 3 jago pedang paling tesohor dalam dunia persilatan. Sayang pada waktu menantang jago pedang berikutnya, Liu Yoksiong, dia ditipu, dikalahkan dan dipermalukan secara mengenaskan.
Ting Peng yang putus asa hampir bunuh diri. Pada saat sebelum membunuh diri itulah dia menemukan keajaiban. Mendapatkan seorang istri yang cantik jelita dan ilmu golok yang tiada tandingannya di kolong langit. Sebuah ilmu golok yang dimainkan dengan golok melengkung, melengkung bagaikan bulan sabit.
Golok lengkung itu adalah milik Cingcing. Cingcing adalah seorang gadis cantik lagi misterius, seperti pula rembulan yang sedang purnama di langit. Golok adalah senjata pembunuh yang ampuh. Demikian juga dengan golok lengkung milik Cingcing, dikalau kau menyaksikan cahaya golok lengkung itu berkelebat lewat, biasanya bencana segera akan tiba. Di langit hanya ada sebuah bulan yang purnama, di bumi ada sebilah golok yang lengkung. Golok Cingcing bewarna hijau, hijau bagaikan gunung di kejauhan, hijau seperti pohon, hijau seperti airmata kekasih. Di atas golok lengkung Cingcing tertera sebaris tulisan yang berbunyi:
Siau-lo-it-ya-teng-cun-yu
artinya: mendengar rintihan hujan di sebuah loteng pada suatu malam.
Walaupun ilmu golok semacam ini dapat memberikan suatu kekuatan yang luar biasa kepada orang, tapi diapun bisa mendatangkan bencana serta ketidakberuntungan bagi si pemakainya. Dengan ilmu golok tersebut, Ting Peng membalaskan dendamnya dan menantang Cia Siauhong untuk menentukan yang terhebat, golok atau pedang.
Jika dibandingkan dengan “Pedang Tuan Ketiga”, cerita dalam buku ini sama menariknya, cuma tidak akan dijumpai suatu pertempuran yang lebih dari satu jurus karena hanya dengan jurus pertama tubuh sudah terbelah. Boleh dikatakan jagoan dalam buku ini terlalu hebat, tidak menemukan lawan yang berarti sehingga kita tidak akan menyaksikan lagi seperti pertempuran Yan Capsa dengan Cia Siauhong. Juga bagian akhir ceritanya agak disederhanakan.
0 Response to "GOLOK BULAN SABIT"
Posting Komentar