PROLOG PEMBUKAAN BAGIAN KEDUA


Kao Ceng Lun terbangun. Suara orang mengetuk pintunya. Mengapa pelayan rumah membangunkannya sepagi ini? Beberapa hari ini ia menjalankan tugas kerajaan, menyelidiki beberapa perkara. Mumpung kebetulan melewati kota kelahirannya, ia mampir sebentar untuk mengunjungi rumah ayahnya.

Sebenarnya ia merasa terganggu sekali dibangunkan sepagi ini, tetapi jiwa pendekarnya mengatakan bahwa sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.

“Ada apa?” katanya sambil membuka pintu kamar.

Yang terkejut sebenarnya adalah Kao Ceng Lun, karena dilihatnya wajah pelayan rumah sudah pucat pasi bagaikan mayat.

“Tuan be...tuan..be..sar.....”

“Ada apa? Tuan besar kenapa?” tanpa menunggu jawaban dari pelayan rumah, Kao Ceng Lun segera bergegas ke kamar ayahnya. Pintu kamar sudah terbuka, dan ada beberapa pelayan yang berdiri di depan pintu dengan wajah pucat pasi, tak tahu apa yang harus mereka lakukan. Wajah Kao Ceng Lun pun berubah seperti ini saat ia melihat apa yang terjadi di dalam kamar.

Ayahnya terbaring di atas tempat tidur dengan berlumuran darah. Lehernya terputus.

Di sebelahnya terdapat jubah merah.


Merahnya jauh lebih merah daripada darah segar.



Related Posts:

0 Response to "PROLOG PEMBUKAAN BAGIAN KEDUA"

Posting Komentar